Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Kereta Kematian Keraton Yogyakarta



Yogyakarta memiliki sejarah dan budaya yang kental dengan adat Jawa. Jika berbicara Jawa maka tidak akan jauh dengan Yogyakarta utamanya adalah Keraton Yogyakarta yang menjadi pusat peradaban Jawa masa lampau . Salah satu peninggalan masa lampau yang sampai saat ini masih tersimpan rapi di museum kereta Yogyakarta adalah kereta kematian keraton Yogyakarta. 



Banyak sekali kereta pusaka yang ada di museum kereta keraton Yogyakarta. Dari 23 koleksi kereta kuda, 18 kereta masih dipergunakan untuk kepentingan upacara-upacara kebesaran kraton, sedangkan 5 kereta lainnya sudah tidak dipergunakan mengingat kondisi dan usia kereta yang sudah tua.

Namun ada satu kereta yang cukup unik karena hanya digunakan untuk mengangkut jenazah sultan dan keluarganya. Meskipun harga keranda mayat stainless dengan kualitas terbaik mampu dibeli pihak keraton, namun mereka lebih memilih mereparasi kereta yang rusak untuk dijadikan kereta jenazah.

Kereta Kematian Keraton Yogyakarta

Kereta kematian keraton Yogyakarta diberi nama kyai Rata Pralaya. Kereta ini pada mulanya adalah kereta produk Eropa karena memang pada masa lalu Sultan mendapatkan kereta-kereta yang saat ini tersimpan di museum dari Eropa dan salah satunya adalah sebagai hadiah. Kereta ini dibuat di Eropa. Namun karena mengalami kerusakan, Sultan Hamengkubueono VIII memerintahkan utuk merombaknya.

Kereta Kyai Rata Pralaya dibangun kembali di Rotowijayan Yogyakarta pada masa Sri Sultan Hamengku Buwana VIII pada tahun 1938. Saat ini kereta dialih fungsikan, kereta yang dahulunya bukan sebagai kereta penarik jenazah, namun saat ini kereta digunakan khusus untuk menark jenazah.

Pengangkut Jenazah Sultan dan Keluarga

Kyai Rata Pralaya yang berfungsi sebagai kereta jenazah bagi sultan atau putra-putrinya ini, dicat putih. Apabila digunakan untuk mengangkut jenazah raja kereta ditarik oleh delapan kuda, sedangkan bila untuk mengangkut jenazah putra atau putri Sri Sultan, kuda penariknya berjumlah empat ekor.

Kereta Kyai Rata Pralaya baru digunakan untuk mengangkur jenazah lima orang dari keluarga keraton Yogyakarta. Mereka adalah Sultan Hamengkubuwono VIII dan istrinya B.R.A Suryaningrat, Kanjeng Ratu Pakuningrat, Kakak Sultan Hamengkubuwono IX B.R.A Jayaningrat dan terakhir Sri Sultan Hamengkubuwono IX.

Penamaan Kereta Kematian Keraton Yogyakarta

Berbagai benda peninggalan keraton Yogyakarta biasanya diberi nama dengan embel-embel kyai. Namun untuk kereta kuda ini belum ada namanya. Sampai pada suatu saat G.B.P.H Yudhaningrat yang merupakan putra Sultan Hamengkubuwono IX mengusulkan penamaan Rata Pralaya pada kereta ematian tersebut.

Memang nama yang diberikan oleh beliau sangat tepat karena arti dari Rata adalah kereta sedangkan arti dari Pralaya adalah kematian. Penamaan itu bertepatan dengan wafatnya Sri Sultan hamengkubuwono IX dan beliau menjadi Manggala Yudha atas kematian ayahnya. Sejak saat itu kereta kematian tersebut memiliki nama Kyai Rata Pralaya.

Bentuk Kereta

Kereta berukuran cukup lebar. Dengan lebar empat meter, panjang tujuh meter dan ektinggian lima meter kereta ini memiliki empat roda. Dengan ukuran sebesar itu maka pantas saja harus menggunakan kuda dalam jumlah besar. Kereta ini dihias dengan empat buah lampu yang menambah keanggunan desainnya.

Kereta ini memiliki rangka dari besi dan juga kayu jati pilihan. Di bagian dalam kereta terdapat tempat untuk menaruh jenazah dengan panjang 3,5 meter, tinggi 1,5 meter dan lebar 2 meter. Pada bagian belakang kereta ditutup dengan kaca dan diberi tulisan jawa yang berisi inisial Sultan Hamengkubuwono VIII. Beliaulah yang menginisiasi pembangunan kereta jenazah khusus keraton Yogyakarta. 




Itulah ulasan mengenai kereta kematian keraton Yogyakarta yang memiliki sejarah yang cukup unik. sebagai warga Yogyakarta tentunya bangga dengan adanya peninggalan kereta tersebut. Jangan lupa membaca ulasan lainnya tentang tempat wisata instagrammable di Yogyakarta hanya di blog yang sederhana ini. Terima kasih.



Posting Komentar untuk "Mengenal Kereta Kematian Keraton Yogyakarta "