Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

5 Gudeg Terpopuler di Jogja, Mau Mencoba?

Selain dikenal sebagai "Kota Pelajar", Yogyakarta juga dikenal dengan julukan "Kota Gudeg". Gudeg menjadi menu yang mudah dijumpai di penjuru Kota Yogyakarta. Gudeg (bahasa Jawa: gudheg) adalah makanan khas Yogyakarta dan Jawa Tengah yang terbuat dari nangka muda (dibaca: gori) yang dimasak dengan santan hingga berjam-jam. Berikut 5 gudeg terpopuler di Jogja.


1. Gudeg Yu Djum

Gudeg Yu Djum Pusat merupakan dapur utama sekaligus warung makan kuliner tradisional Yogyakarta, dirintis oleh seorang yang pantang menyerah bernama Djuwariyah atau lebih dikenal sebagai “Yu Djum”, sejak tahun 1951.

Penggunaan nama Yu Djum berawal dari para pelanggan yang sering memanggil “Yu” yang merupakan singkatan dari mbakyu (panggilan untuk orang yang lebih tua khusus perempuan dalam bahasa Jawa) dan “Djum” yang merupakan nama pendek dari Ibu Djuwariyah itu sendiri.














Dari tahun ke tahun Gudeg Yu Djum mulai dikenal oleh masyarakat Jogja dan sekitarnya. Seiring berkembangnya zaman, pada tahun 1993 dapur utama yang terletak di Kampung Karangasem difungsikan pula sebagai warung makan untuk berjualan gudeg, karena fungsinya sebagai dapur dan warung yang berlokasi di Kampung Karangasem ini disebut sebagai Gudeg Yu Djum Pusat.

Hingga saat ini perkembangan warung makan Gudeg Yu Djum semakin pesat. Beberapa cabang sudah dibangun untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan di beberapa lokasi yang mudah dijangkau dan cenderung strategis.

Lokasi : Karangasem mBarek CT III/22 Jl. Kaliurang km. 4,5 Yogyakarta

2. Gudeg Sagan

Warung gudeg yang awalnya hanya jualan kaki lima sejak tahun 2000 dan langsung populer setelah ada TV yang meliput ini mempunyai menu andalan gudeg basah yang sangat nikmat, menggunakan kuah areh yang terbuat dari santan kelapa kental. Apalagi jika disajikan dengan bubur. Lebih enak jika dibandingkan warung gudeg lain yang kebanyakan menyajikan gudeg kering.


Bubur gudeg biasanya disajikan dengan krecek dan berbagai macam lauk, mulai dari tahu, tempe, telur, dan daging ayam seperti sayap, paha atas, dada, ati ampela, hingga kepala ayam. Ayam yang digunakan sebagai lauknya adalah ayam kampung dan telur yang digunakan adalah telur bebek.

Cita rasa gudeg yang disajikan cenderung gurih dan sedikit manis atau tidak semanis sajian gudeg kering. Untuk sambal krecek sendiri terasa sedikit pedas, asin, serta manis dan nyaman ketika disantap. Mantap!

Karena nikmatnya ini Gudeg Sagan tidak pernah sepi pengunjung, apalagi jika di sore hari.

Lokasi : Jl. Prof Dr. Herman Yohanes No. 53, Caturtunggal, Depok, Samirono, Caturtunggal, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55223


3. Gudeg Pawon

Gudeg Pawon bisa dibilang adalah salah satu warung gudeg legendaris di Jogja. Kenapa disebut Gudeg Pawon? Pawon sendiri dalam Bahasa Jawa berarti dapur. Yup, gudeg yang satu ini memang dijual di dapur sang pemilik rumah Ibu Prapto Widarso yang sekarang dilanjutkan oleh keluarganya. Gudeg ini hanya buka di malam hari dari sekitar jam 22.00. Habisnya pun terhitung cepat, hanya sekitar 2 atau 3 jam saja.

Sejak dirintis dari tahun 1958, Gudeg Pawon telah dikenal dengan kelezatannya. Jenis gudeg yang dijual adalah gudeg basah dengan nasi putih, sambal krecek yang nendang dan empuknya ayam kampung serta kuah areh yang gurih. Tak harus ayam, anda juga bisa memilih telur sebagai lauknya. Untuk satu porsi gudeg dibandrol Rp. 11.000 – Rp. 24.000 dan minumnya berkisar Rp. 2.000 – Rp. 5.000 saja.

Karena gudeg disini akan habis dalam waktu cukup singkat, anda sangat disarankan untuk datang dan mulai mengantri sejak pukul 21.00 agar tak kehabisan. Usahakan untuk tidak berkunjung di hari libur atau weekend. Mengingat lokasinya yang mblusuk, anda mungkin juga akan kesulitan memarkir kendaraan pribadi. Tempat makan yang disediakan tidak terlalu banyak, dapurnya tidak terlalu besar, dan antriannya pun panjang. Jadi, berhati-hatilah jika anda datang bersama orang tua atau anak.

Lokasi : Jalan Janturan UH/IV No.36, Warungboto, Kec. Umbulharjo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55164


4. Gudeg Mercon Bu Tinah

Gudeg mercon Yogyakarta yang sangat terkenal dengan kepedasanya adalah gudeg mercon ibu Tinah. Gudeg mercon ini terletak di Jl. Asem Gede, Kranggan, Yogyakarta. Gudeg Mercon ini pertama kali dijual oleh Ibu Ngatinah pada tahun 1992.

Sumber : tribunnews.com

Selain rasa gudegnya yang menarik, gudeg mercon milik ibu Ngatinah ini jam jualannya juga unik. Banyak warung gudeg yang buka pada pagi hari hingga malam hari, namun gudeg bu Tinah ini baru membuka gudegnya mulai pukul 20.00 hingga 03.00 dini hari. Lauk yang disajikan di lapak sederhana bu Tinah beragam, mulai dari gorengan, ayam kampong, ceker goreng tepung, sate ayam. Terdapat pula kepala, sayap, paha, dan suwiran daging ayam, Warung Gudeg Mercon ini mempunyai konsep lesehan. Ada yang berbeda disini, bila anda pesan makanan, pesanan yang kita pesan tidaklah di antar seperti warung-warung pada umumnya, melainkan kita harus mengantri terlebih dahulu dan membawanya sendiri ke tempat dimana anda duduk. Harga gudeg mercon bu Tinah ini sekitar Rp 15.000,- sampai Rp 25.000,-. Anda harus datang lebih awal karena dijamin antriannya bakal panjang.
Lokasi : Jl. Asem Gede No.8, Cokrodiningratan, Kec. Jetis, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55233


5. Gudeg Mbah Lindu

Di daerah Sosrowijayan, dapat kita temui gudeg yang sudah mulai dijajakan sejak tahun 1940, yaitu gudeg Mbah Lindu. Setyo Utomo, atau Mbah Lindu, merupakan salah satu penjual gudeg tertua di Jogja. Berawal dari berjualan keliling, perempuan 99 tahun ini kemudian berjualan di daerah Sosrowijayan, tepatnya di pos ronda samping Hotel Grage Jogja hingga sekarang. Nenek yang bertempat tinggal di Klebengan, Caturtunggal E 6, Depok, Sleman ini berjualan mulai pukul 05.00 sampai pukul 10.00.

Semenjak sakit sekitar 10 bulan yang lalu, kegiatan berjualan dilanjutkan oleh Ratiah, putri bungsunya. Rasanya masih terjaga karena hingga kini dengan dibantu putrinya Mbah Lindu masih meracik sendiri bumbu gudegnya.

Sumber : gudeg.net

Gudeg Mbah Lindu termasuk jenis gudeg basah. Seperti diketahui, ada dua jenis gudeg. Gudeg kering hanya memiliki sedikit santan sementara Gudeg basah mencakup lebih santan.

Terkenal dengan kelezatannya, membuat Gudeg Mbah Lindu mempunyai banyak pelanggan. Mulai dari tukang becak, pelajar, wisatawan dari luar kota seperti Surabaya, Jakarta, Kalimantan hingga wisatawan asing. Satu porsi gudeg dengan krecek telur harganya Rp 20.000. Ada pula bubur gudeg telur yang bisa dinikmati dengan Rp 15.000 per porsinya. Bisa juga jika ingin menambah suwir ayam dengan harga Rp 5000. Bisa disantap di tempat, namun memang tempatnya tak terlalu luas.

Lokasi : Sosrowijayan street, Sosromenduran, Gedong Tengen, Yogyakarta City, Special Region of Yogyakarta 55271


Demikian ulasan menarik mengenai 5 Gudeg Terpopuler di Jogja yang layak untuk dicoba. Semoga informasi ini bermanfaat. Simak juga ulasan lainnya mengenai tips liburan ke jogja bagi pemula. Selamat menikmati!
Abu Ziyad
Abu Ziyad Wisdom : "Hamba yang banyak dosa, jika kehilangan b akan jadi hama di dunia."

Posting Komentar untuk "5 Gudeg Terpopuler di Jogja, Mau Mencoba?"