5 Pasar Tradisional Terkenal di Jogja
Yogyakarta, selain terkenal dengan kota pelajar dan tempat wisatanya, juga tak ketinggalan beberapa pasar tradisional bersejarah yang patut diperhitungkan untuk dikunjungi. Salah satu yang dijual di Pasar Tradisional Jogja yaitu jajanan-jajanan khas Jogja yang siap memanjakan lidah para wisatawan yang berkunjung ke Jogja. Jadi, tidak ada salahnya bagi Anda yang sedang berkunjung ke Jogja, juga bisa menyempatkan blusukan ke pasar tradisional yang ada di Jogja ini.
Berikut 5 pasar tradisional Jogja yang bersejarah dan tentunya menuggu untuk Anda kunjungi.
1. Pasar Beringharjo
Pasar Beringharjo, sumber ig @mhtd_06 |
Pasar Beringharjo adalah pasar tertua dengan nilai historis dan filosofis yang tidak dapat dipisahkan dengan Kraton Yogyakarta. Beringharjo memiliki makna harfiah hutan pohon beringin yang diharapkan memberikan kesejahteraan bagi warga Yogyakarta. Pasar Beringharjo terletak di Jalan Jenderal Ahmad Yani nomor 16, Yogyakarta. Ada banyak jenis barang yang dapat dibeli di Pasar Beringharjo, mulai dari batik, jajanan pasar, uang kuno, pakaian anak dan dewasa, makanan cepat saji, bahan dasar jamu tradisional, sembako hingga barang antik.
Ciri khas bangunan Pasar Beringharjo dapat dilihat pada interior bangunan yang merupakan perpaduan antara arsitektur kolonial dan tradisional Jawa. Secara umum, pasar ini terdiri dari dua bangunan yang terpisah yaitu bagian barat dan bagian timur. Bangunan utama di bagian barat terdiri dari dua lantai, adapun bangunan yang kedua di bagian timur terdiri dari tiga lantai. Pintu masuk utama pasar ini terletak di bagian barat, tepat menghadap Jalan Malioboro. Pintu gerbang utama ini merupakan bangunan dengan ciri khas kolonial bertuliskan Pasar Beringharjo dengan aksara Latin dan aksara Jawa.
2. Pasar Kotagede
Pasar Kotagede, sumber ig @goojerjayanto |
Pasar Kotagede atau yang lebih dikenal dengan nama Pasar Legi Kotagede adalah pasar rakyat yang telah berdiri sejak zaman Panembahan Senopati, pada masa kerajaan Mataram Islam. Meski sudah mengalami renovasi, namun bentuk bangunan aslinya tetap dipertahankan. Masih diapit oleh Monumen Jumenengan Sri Sultan Hamengkubuwono IX yang disebut dengan Pacak Suji di sisi timur laut, dan gardu listrik induk tempo dulu yang dikenal dengan sebutan Babon Aniem di sisi barat laut pasar. Pelatarannya rimbun dengan pepohonan yang berjajar rapi, dan tentu saja selalu penuh sesak dengan aktivitas jual beli, khususnya pada hari pasaran Legi (penanggalan Jawa).
Baca juga : 5 Gudeg Terpopuler di Jogja, Mau Mencoba?
3. Pasar Ngasem
Menurut sejarahnya, kawasan Pasar Ngasem dahulunya merupakan danau yang sering digunakan Sultan Hamengku Buwono II berpelesir sambil melihat-lihat keindahan keraton dari luar benteng. Namun, sekian waktu berjalan danau tersebut beralih fungsi menjadi perkampungan dan di tengah-tengah kampung tersebut menjadi sebuah pasar yang khusus menjual burung. Keradaan Pasar Ngasem sendiri juga bisa memberikan info penting tentang apa yang dianggap bergengsi pada masa kerajaan dahulu.
Pasar Ngasem, sumber ig @anggidilimanto |
Pasar Ngasem konon telah ada sejak tahun 1809. Hal tersebut dibuktikan dengan sebuah foto yang menunjukkan Pasar Ngasem dengan barang dagangan utamanya berupa burung. Kemudian sekitar tahun 1960-an, pasar ini semakin identik dengan burung setelah pedagang burung dari Pasar Beringharjo dipindahkan ke tempat ini. Bukan hal mengherankan bila banyak turis menyebut pasar ini dengan bird market karena areal perdagangan burung sepertiga dari luas pasar.
Pada 22 Maret 2010, Pasar Ngasem direlokasi ke Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta atau PASTY yang berlokasi di Jalan Bantul, Dongkelan, Kota Yogyakarta. Proses relokasi berlangsung meriah dengan adanya Kirab Budaya yang diikuti oleh 287 pedagang. Relokasi pasar terpaksa dilaksanakan oleh Pemerintah Kotamadya Yogyakarta demi menjaga suasana jual beli yang kondusif sekaligus upaya preventif menjaga objek wisata Taman Sari.
4. Pasar Lempuyangan
Pasar Lempuyangan, sumber ig @marisa_k |
Pasar Lempuyangan pernah memenangkan penghargaan Adipura pada Juni 2009. Pasar Lempuyangan sering dikunjungi pelajar yang ingin melihat dinamika sosial dan belajar tentang ekonomi kerakyatan. Pasar Lempuyangan merupakan relokasi pasar Reksonegaran tahun 1984. Peresmian bangunan dilakukan Walikota Yogyakarta pada 22 Februari 1986.
5. Pasar Demangan
Pasar Demangan, sumber ig @ayutimtoni |
Pasar Demangan merupakan salah satu pasar tradisional yang masih eksis di Yogyakarta. Pasar ini telah mengalami renovasi beberapa kali untuk menambah bangunan toilet, mushola, bank, kantor, dan juga memperbaiki tempat pembuang sampah sementara. Di sekitar Pasar Demangan juga banyak toko-toko yang menjual sepatu, toko plastik, elektronik, dan lainnya.
Demikian ulasan mengenai 5 pasar tradisional terkenal di Jogja yang menunggu untuk Anda kunjungi. Nuansa pasar tradisional yang masih terasa sambil menyicipi jajanan khas Jogja yang tidak ditemukan di tempat lain, bisa dijadikan pelengkap wisata Anda ke Jogja. Semoga informasi ini bermanfaat. Simak juga ulasan lain mengenai tips berwisata ke Jogja bagi keluarga besar.
Posting Komentar untuk "5 Pasar Tradisional Terkenal di Jogja"