Sejarah Blangkon, Bagian Dari Pakaian Tradisional Jogjakarta
Blangkon dan Keris, sumber ig faizalnoorsinggih |
Berbicara mengenai Jogjakarta,
merupakan daerah yang terkenal dengan kebudayaan Jawa-nya yang masih lestari
hingga kini. Jogjakarta yang bermula dari keraton yang didirikan oleh Sri
Sultan Hamengkubuwono I merupakan wilayah yang awalnya terpisah dari Indonesia.
Baru setelah masa kemerdekaan, Jogjakarta bergabung dengan Indonesia sebagai
provinsi yang memiliki keistimewaan diantaranya jabatan Gubernur dan Wakil
Gubernurnya selalu dijabat oleh Hamengkubuwono dan Paku Alaman dan diteruskan
keturunan-keturunannya. Wajar jika dengan keistimewaan ini Jogjakarta merupakan
tempat dimana kebudayaan Jawa senantiasa dilestarikan.
Mengenai pakaian yang biasa
dipakai dan merupakan salah satu bagian dari kebudayaan tradisional Jawa,
Jogjakarta terkenal dengan batik khas tradisionalnya. Selain batik, terdapat
juga blangkon. Blangkon merupakan penutup kepala yang biasa dipakai oleh orang
Jawa. Namun, tahukan Anda bahwa blangkon pada mulanya sedikit berbeda dengan
definisi yang kita kenal saat ini. Bagaimanakah sejarahnya? Simak ulasan
berikut ini.
Sejarah Blangkon
Sebenarnya, blangkon merupakan
ikat kepala yaitu kain batik yang dipakai dikepala sebagai pengikat kepala. Jika
diperhatikan, terdapat tonjolan dibagian belakang blangkon yang sebenarnya
adalah perumpamaan kunciran rambut. Karena dahulu orang-orang Jawa kebanyakan
memiliki rambut yang panjang. Nama blangkon sendiri berasal dari kata blangko,
yaitu istilah masyarakat Jawa untuk menyebutkan benda-benda yang praktis siap
pakai. Namun, berbeda dengan ikat kepala biasa, mengikat menggunakan batik
hingga menjadi sebagaimana blangkon menggunakan bentuk-bentuk cara mengikat
yang rumit. Saat ini blangkon sudah berbentuk penutup kepala biasa sebagaiman
topi yang siap pakai. Barangkali agar salah satu bagian dari pakaian
tradisional Jawa ini tetap lestari untuk generasi yang akan datang.
Ilustrasi Pemakaian Blangkon, sumber ig notna_anton |
Hal menarik lainnya selain
merupakan salah satu dari bagian pakaian tradisional Jawa, seorang wali dari
wali sembilan atau yang biasa dikenal dengan sebutan wali songo, yaitu Sunan
Kalijaga, memakai blangkon. Tidak sebagaimana wali-wali lainnya yang merupakan
keturunan timur tengah dan menggunakan surban, Sunan Kalijaga yang berdarah
campuran Jawa dan Timur Tengah menggunakan blangkon sebagai busana yang biasa
dipakainya sehari-hari. Selain blangkon ternyata Sunan Kalijaga juga banyak
melahirkan hal-hal yang berkaitan dengan budaya Jawa lainnya yang sebenarnya
berhubungan dengan khazanah Islam seperti Gapura, Kue Gethuk, Ketupat dan
lain-lain.
Begitulah Jogjakarta, daerah yang
meskipun selalu dikunjungi oleh wisatawan lokal luar daerah dan juga mancanegara
tetap terkenal dengan budaya khas Jawa-nya yang senantiasa dilestarikan dari
masa ke masa. Mungkin inilah salah satu keunikan yang membuat Jogjakarta
semakin ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Demikian ulasan menarik mengenai
sejarah blangkon. Semoga bisa menjadi informasi bermanfaat dan menjadi
referensi dalam rencana wisata Anda untuk mengunjungi Jogjakarta. Jangan lupa
untuk menyimak artikel lainnya dari kami mengenai restoran gudeg jogjakarta
yang recommended. Selamat berwisata!
Posting Komentar untuk "Sejarah Blangkon, Bagian Dari Pakaian Tradisional Jogjakarta"